Wednesday, October 29, 2014

Presentation Layer

A. Pengertian Osi Layer

    Model referensi jaringan terbuka OSI atau OSI Reference Model for open networking adalah
sebuah model arsitektural jaringan yang dikembangkan oleh badan International Organization
for Standardization (ISO) di Eropa pada tahun 1977. OSI sendiri merupakan singkatan dari
Open System Interconnection. Model ini disebut juga dengan model “Model tujuh lapis OSI”
(OSI seven layer model).



Model Open Systems Interconnection (OSI) menyediakan kerangka logika terstruktur bagaimana proses komunikasi data berinteraksi melalui jaringan. Standard ini dikembangkan untuk industri komputer agar komputer dapat berkomunikasi pada jaringan yang berbeda secara efisien.

B.   Presentation Layer

      Presentation layer adalah salah satu layer dalam OSI layer. Presentation layer merupakan lapisan ke-6 dari model refrensi OSI. Presentation layer melakukan fungsi-fungsi tertentu yang diminta untuk menjamin penemuan sebuah penyelesaian umum bagi masalah tertentu. Presentation layer tidak mengizinkan pengguna untuk menyelesaikan sendiri suatu masalah. Tidak seperti layer-layer di bawahnya yang hanya melakukan pemindahan bit dari satu tempat ke tempat lainnya, presentation layer memperhatikan sintaks dan semantik informasi yang dikirimkan. Satu contoh layanan prestasi adalah encoding data. Kebanyakan pengguna tidak memindahkan string bit biner yang random. Para pengguna saling bertukan data seperti nama orang, tanggal, jumlah uang dan tagihan. Item-item tersebut dinyatakan dalam bentuk string karakter, bilangan integer, bilangan floating point, struktur data yang dibentuk dari beberapa item yang lebih sederhana. Terdapat perbedaan antara satu komputer dengan komputer lainnya dalam memberi kode untuk menyatakan string karakter (misalnya ASCII dan Unicode), integer (misalnya komplemen satu dan komplemen dua), dan sebagainya. Untuk memungkinkan dua buah komputer yang memilki presentasi yang berbeda untuk dapat berkomunikasi, struktur data yang akan dipertukarkan dapat dinyatakan dengan cara abstrak, sesuai dengan encoding standard yang akan digunakan pada saluran.   

B.   Fungsi Presentation Layer

Secara umum fungsi dari presentation layer adalah:
 a) Enkripsi dan dekripsi dari suatu pesan untuk alasan keamanan.
b) Kompresi dan dekrompresi suatu pesan sehingga dapat dikirimkan pada jaringan secara efisien.
c) Memformat grafis.
d) Melakukan translasi konten.
e) Melakukan translasi yang sifatnya spesifik terhadap suatu sistem tertentu.
f) Bagaimana data dipresentasikan.
g) Menyajikan data.
h) Sebagai layanan penterjemah.
i) Menentukan tipe data (gambar, audio, video, atau teks), enkripsi (ASCII atau EBCDIC), dan ekstensi file agar file siap ditampilkan di layer aplikasi.
Presentation layer bertugas untuk menyajikan data kepada Application layer. Presentation layer ini ibarat sebagai translator dari sebuah jaringan.

Presentation layer bertugas untuk melakukan:
       1. Character code translation (misalnya ASCII ke EBCDIC).
       2. Data conversion: (bit order, CR-CR/LF, integer-floating point, dsb).
       3. Data compression: mengurangi jumlah bit yang harus ditransmisikan ke jaringan.
       4. Data encryption: encrypt data untuk keamanan (misalnya password encryption).

Contoh penggunaan

Salah satu contoh dari Pressentation layer adalah Virtual Terminal Protokol (VTP). Fungsi dari VTP adalah suatu paket program dimana terminal khusus diubah fungsinya menjadi yang umum sehingga dapat dipakai oleh sembarang vendor. Paket software bagian ini adalah X28/X29/X.3 yang disebut sebagai PAD (Packet Assambly Deassambly).
X.3 : mengontrol operasi
X.28 :terminal emulator
X.29 : Host emulator
Contoh lain dari presentation layer adalah saat mendefinisikan format data yang mewakili data tersebut. Mendefinisikan format data ini sangatlah penting. Contohnya sewaktu kita mengirim/menerima Email. Yang biasanya dalam format ASCII atau HTML. Apabila formatnya menyediakan layanan untuk Layer yang diatasnya. Dia memformat data yang akan dikirim melalui jaringan supaya applikasi yang menerima mengerti/memahami bahkan bisa memanipulasi data tersebut.


Tuesday, October 28, 2014

Master Boot Record (MBR)

MBR adalah struktur data yang sangat penting yang berisi tabel partisi dan sejumlah kode executable untuk keperluan boot start (cara bagi harddisk untuk melakukan loading system operasi).
fungsi untuk menyimpan informasi tentang Sistem Operasi dan kemudian akan dibaca oleh BIOS. MBR memegang informasi tentang logical parisi, yang berisi file system, yang mengatur sistem tersebut. Selain itu, MBR juga berisi kode exe yang berfungsi sebagai sistem operasi yang berdiri sendiri sebagai rantai pengatur paritsi dari Volume Boot Record (VBR). Untuk lebih jelasnya kamu bisa melihat gambar di bawah ini.


MBR tidak hadir pada removable storage yang tidak terpartisi seperti Floppy, CD, DVD, Flashdisk atau alat penyimpanan lain yang berfungsi seperti perangkat tersebut.

Awalnya konsep MBR telah diterapkan pada tahun 1983. Dengan volume penyimpanan yang sekarang sudah semakin besar hingga 2 TB, MBR sepertinya sudah menjadi pembatas pada tahun 2010. Kini beberapa proses MBR digantikan dengan GUID Partition Table (GPT) yang digunakan oleh komputer baru. GPT bisa berdampingan dengan MBR yang berfungsi untuk memberikan kompatibilitas pada system yang lama.

Master Boot Record memiliki tugas-tugas berikut ini
        ·        Mencari partisi yang aktif (yang dapat melakukan Proses booting) dalam Tabel partisi
        ·         Mencari sektor pertama dari partisi yang aktif untuk mendapatkan Boot sector dari partisi tersebut
        ·         Memuat salinan boot sector dari partisi yang aktif ke dalam memori
        ·         Memberikan kontrol selanjutnya kepada kode yang dapat dieksekusi di dalam boot sector.

Jadi fungsi MBR adalah :
      1.    menyimpan boot loader
      2.    menyimpan tabel partisi
      3.    Mencari partisi yang aktif (aktif disini adalah yang dapat melakukan proses booting) dalam tabel partisi.
      4.    Memberikan kontrol selanjutnya kepada kode yang dapat dijalankan di dalam boot sector.

Pada MBR, tabel partisinya memiliki informasi :
 ·         Tipe partisi atau partisi id
 ·         Awal silinder untuk partisi tersebut
 ·    Jumlah silindernya.

SKEMA MASTER BOOT RECORD (MBR)

Seperti yang dijelaskan gambar diatas, di dalam Master Boot Record (MBR) terdapat sebuah tabel partisi yang menjelaskan partisi apa saja yang berada dalam hardisk tersebut. Berikut skema Master Boot Record (MBR).

·        Primary Partition atau partisi utama, partisi ini digunakan untuk melakukan proses booting ke dalam sistem operasi dan menyimpan data user. Jumlanya ada 4 dalam satu hardisk, jika ada partisi tambahan maka primary partition akan berkurang menjadi 3.
·       Extended Partition atau partisi tambahan, yaitu partisi yang dapat menampung beberapa logical partition. Partisi ini sebenarnya seperti primary partition, tetapi jumlanya hanya boleh 1 saja.
·        Logical Partition, partisi ini tidak dapat melakukan proses booting ke sistem operasi dan hanya dapat digunakan untuk menyimpan data user. Jumlahnya tidak dibatasi, yang artinya dalam satu hardisk boleh berisi banyak Logical Partition yang bertumpu pada 1 Extended Partition.
Partision Entry ( Pada MBR )


Partisi Pada DOS/Windows




Partisi Pada Linux


Multiple Boot









Wednesday, October 22, 2014

SUPERNETTING

Apa perbedaan Subnetting dengan Supernetting?

Subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru. Subnetting dilakukan untuk tujuan memadukan teknologi dari topologi jaringan yang berbeda, membatasi jumlah node dalam satu segmen jaringan dan mereduksi lintasan transmisi yang ditimbulkan oleh broadcastmaupun tabrakan (collision) pada saat transmisi data. 

Supernetting merupakan kebalikan dari Subnetting, dimana dalam hal ini penambahan jumlah Host dalam jaringan dilakukan dengan meminjam beberapa bit network untuk dijadikan bit Host dalam membentuk IP-Address pada Supernet, dengan memperhatikan jumlah Nomor Host yang akan digabung. Atau bisa diartikan proses menggabungkan dua atau lebih blok IP address menjadi satu kesatuan.


Subnetting dilakukan untuk tujuan memadukan teknologi dari topologi jaringan yang berbeda, membatasi jumlah node dalam satu segmen jaringan dan mereduksi lintasan transmisi yang ditimbulkan oleh broadcast maupun tabrakan (collision) pada saat transmisi data. Subnetting dilakukan dengan mengambil beberapa bit HOST untuk dijadikan bit NETWORK, sehingga terjadi pemindahan “garis pemisah” antara bit-bit network dengan bit-bit host, dengan memperhatikan kebutuhan jumlah Nomor Host untuk setiap Subnet.
Permasalahan lain yang timbul yaitu suatu network tidak mampu menampung sejumlah Host yang diperlukan (sebagai contoh, jumlah Host maksimum dari kelas C adalah 254 buah), dan jika hal ini terjadi (misalkan jumlah Host yang akan digabung >1000 buah), maka untuk mengatasinya dilakukanlah penggabungan dari beberapa jaringan kelas C.





Prosedur Supernetting
     1.    Pada Supernetbit Host yang bernilai nol semua berfungsi sebagai Supernet Address, bit Host yang bernilai satu semua berfungsi sebagai Broadcast Address.
     2.    Pada proses netmasking, IP-Address untuk Supernet-mask ditentukan dengan mengganti semua bit Network dengan bit 1, dan mengganti semua bit Host (termasuk bit Host yang dipinjam dari bit Network) dengan bit 0.Contohnya pembentukan supernet dari gabungan 4 buah jaringan Kelas-C dengan meminjam 2 bit Network, maka komposisi bit 1 dan bit 0 pada proses netmasking :

Sebelum Subnetting:
110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh
Proses netmasking:
 11111111.11111111.11111111.00000000
Subnet-maskKls-C:
 255.255.255.0
Setelah Supernetting:
110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnHH.hhhhhhhh
Proses netmasking:
11111111.11111111.11111100.00000000
Supernet-mask:
255.255.252.0



VLSM (Variable Length Subnet Mask)

     A.   Pengertian VLSM

    Vlsm adalah pengembangan mekanisme subneting, dimana dalam vlsm dilakukan peningkatan dari kelemahan subneting klasik, yang mana dalam clasik subneting, subnet zeroes, dan subnet- ones tidak bisa digunakan. selain itu, dalam subnet classic, lokasi nomor IP tidak efisien.
   Jika proses subnetting yang menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah host yang sama telah dilakukan, maka ada kemungkinan di dalam segmen-segmen jaringan tersebut memiliki alamat-alamat yang tidak digunakan atau membutuhkan lebih banyak alamat. Karena itulah, dalam kasus ini proses subnetting harus dilakukan berdasarkan segmen jaringan yang dibutuhkan oleh jumlah host terbanyak. Untuk memaksimalkan penggunaan ruangan alamat yang tetap, subnetting pun diaplikasikan secara rekursif untuk membentuk beberapa subjaringan dengan ukuran bervariasi, yang diturunkan dari network identifier yang sama. Teknik subnetting seperti ini disebut juga variable-length subnetting. Subjaringan-subjaringan yang dibuat dengan teknik ini menggunakan subnet mask yang disebut sebagai Variable-length Subnet Mask (VLSM).
   Pada metode VLSM subnetting yang digunakan berdasarkan jumlah host, sehingga akan semakin banyak jaringan yang akan dipisahkan. Tahapan perhitungan menggunakan VLSM IP Address yang ada dihitung menggunakan CIDR selanjutnya baru dipecah kembali menggunakan VLSM. Maka setelah dilakukan perhitungan maka dapat dilihat subnet yang telah dipecah maka akan menjadi beberapa subnet lagi dengan mengganti subnetnya.


Dalam penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat berkomunikasi kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan network-nya dapat memenuhi persyaratan :
1. Routing protocol yang digunakan harus mampu membawa informasi mengenai notasi prefix untuk setiap rute broadcastnya (routing protocol :  RIP, IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya, bahan bacaan lanjut protocol routing : CNAP 1-2),
2. Semua perangkat router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung metode VLSM yan menggunakan algoritma penerus packet informasi. 

B. Manfaat VLSM

Manfaat dari VLSM adalah:

1. Efisien menggunakan alamat IP: alamat IP yang dialokasikan sesuai dengan kebutuhan ruang host setiap subnet. alamat IP tidak sia-sia, misalnya, jaringan kelas C 192.168.10.0 dan topeng 255.255.255.224 (/ 27) memungkinkan untuk memiliki delapan subnet, masing-masing dengan 32 alamat IP (30 dari yang dapat ditugaskan untuk perangkat). Bagaimana jika kita punya WAN beberapa link dalam jaringan kami (WAN link hanya perlu satu alamat IP pada masing-masing pihak, maka total dua alamat IP untuk setiap WAN link diperlukan).
Tanpa VLSM yang tidak mungkin. Dengan VLSM kita dapat subnet salah satu subnet, 192.168.10.32, menjadi subnet yang lebih kecil dengan topeng 255.255.255.252 (/ 30).Dengan cara ini kita berakhir dengan delapan subnet dengan hanya dua host tersedia setiap bahwa kita bisa digunakan pada link WAN. 
Prefix / 30 subnet yang bisa dibuat adalah: 192.168.10.32/30, 192.168.10.36/30, 192.168.10.40/30, 192.168.10.44/30, 192.168.10.48/30, 192.168.10.52/30, 192.168.10.56/30 192,168. 10.60/30. 

2. Dukungan untuk summarization rute yang lebih baik karena VLSM mendukung pengalamatan desain hirarkis sehingga secara efektif dapat mendukung agregasi rute, juga disebut summarization rute. 

3. VLSM dapat mengurangi jumlah rute di routing table oleh berbagai jaringansubnets dalam satu ringkasan alamat. Misalnya subnets 192.168.10.0/24, 192.168.11.0/24 dan 192.168.12.0/24 semua akan dapat diringkas menjadi 192.168.8.0/21.

C. Contoh Penerapan VLSM

Contoh Penerapan VLSM: 130.20.0.0/20
Kita hitung jumlah subnet dahulu menggunakan CIDR, dan didapat:
11111111.11111111.11110000.00000000 = /20
Jumlah angka binary 1 pada 2 oktat terakhir subnet adalah 4 maka:
Jumlah subnet = (2x) = 24 = 16
Maka blok tiap subnetnya adalah:
Blok subnet ke 1 = 130.20.0.0/20
Blok subnet ke 2 = 130.20.16.0/20
Blok subnet ke 3 = 130.20.32.0/20
Dan seterusnya … sampai dengan
Blok subnet ke 16 = 130.20.240.0/20
Selanjutnya kita ambil nilai blok ke 3 dari hasil CIDR yaitu:
130.20.32.0
Kemudian kita pecah menjadi 16 blok subnet, dimana nilai 16 diambil dari hasil perhitungan subnet pertama yaitu:
 /20 = (2x) = 24 = 16
Selanjutnya nilai subnet di ubah tergantung kebutuhan untuk pembahasan ini kita gunakan /24, maka didapat:
 130.20.32.0/24
Kemudian diperbanyak menjadi 16 blok lagi sehingga didapat 16 blok baru yaitu :
Blok subnet VLSM 1-1 = 130.20.32.0/24
Blok subnet VLSM 1-2 = 130.20.33.0/24
Blok subnet VLSM 1-3 = 130.20.34.0/24
Blok subnet VLSM 1-4 = 130.20.35.0/24
Dan seterusnya … sampai dengan
Blok subnet VLSM 1-16  = 130.20.47/24
Selanjutnya kita ambil kembali nilai ke 1 dari blok subnet VLSM 1-1 yaitu
130.20.32.0
Kemudian kita pecah menjadi 16:2 = 8 blok subnet lagi, namun oktat ke 4 pada Network ID yang kita ubah juga menjadi 8 blok kelipatan dari 32 sehingga didapat :
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.32.0/27
Blok subnet VLSM 2-2 = 130.20.32.32/27
Blok subnet VLSM 2-3 = 130.20.33.64/27
Blok subnet VLSM 2-4 = 130.20.34.96/27
Blok subnet VLSM 2-5 = 130.20.35.128/27
Blok subnet VLSM 2-6 = 130.20.36.160/27
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.37.192/27
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.38.224/27


Wednesday, October 8, 2014

Membuat Banner pada SSH

Tahap pertama kita masuk ke user debian terlebih dahulu lalu masuk ke root. Selanjutnya masukkan perintah nano /etc/ssh/sshd_config



Lalu tekan ctrl+w dan kita cari kata kunci banner untuk mengedit banner lalu tekan enter


Setelah tekan enter, kita enable kan banner dengan menghilangkan tanda pagar lalu ubah perintah issue.net menjadi ssh/banner. Lalu kita save dengan tekan ctrl+x lalu y dan tekan enter



Selanjutnya kita install aplikasi figlet untuk memodifikasi banner dengan perintah "apt-get install figlet"


Masukkan CD/DVD binary 2 sesuai perintah lalu tekan enter



Selanjutnya kita masukkan perintah figlet (nama banner yang ingin kita buat) > /etc/ssh/banner


Selanjutnya kita cek apakah banner yang kita buat sudah terganti atau belum, yaitu dengan menuliskan perintah nano /etc/ssh/banner



Banner sudah terganti. Selanjutnya kita restart dengan perintah nano /etc/init.d/ssh restart agar perubahannya dapat tersimpan


Selanjutnya kita buka pada PUTTY dan masukkan user



Tahap membuat banner selesai